Edisi 3 : Studi Kasus Akad (Ada 6 Kasus)
Posted by Ferdiansyah Syaiful Hijrah
» Monday, February 13, 2017
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Ikhwan wa akhwat fillah rahimakumullaah, Alhamdulillah setelah satu minggu kita bersua lagi di Kajian Online Ekonomi Islam.
Malam ini edisi ke 3, masih membahas tentang AKAD.
Kali ini kita akan melakukan 6 (enam) STUDI KASUS, yang nantinya ada pertanyaan di akhir setiap studi kasus tersebut.
Agar bisa menjawab semua Studi Kasus tersebut, syaratnya adalah sudah membaca 2 kajian sebelum ini.
Baiklah, kita mulai saja dengan membaca Basmalah.........
Contoh Kasus 1:
Pak Andi dan Pak Iman adalah teman satu kantor. Pada suatu waktu, mereka berdua mendapat tugas ke luar kota. Mereka menggunakan mobil Pak Andi untuk melakukan perjalanan dinas itu, karena memang Pak Iman belum memiliki mobil.
Sepanjang perjalanan, mereka berbincang tentang berbagai hal. Hingga tiba pada satu topik tentang keinginan Pak Iman Memiliki mobil. “Di, aku sebenarnya lagi nyari mobil, nih” kata Pak Iman. “Pengennya sih yang second aja. Tapi aku belum nemu yang cocok”, lanjut Pak Iman.
“Oh gitu. Wah, kebetulan aku punya rencana mau jual mobil ini. Ibuku lagi sakit. Kebetulan tempat yang akan kita kunjungi kan melewati kampung halamanku. Rencananya aku mau mampir dulu untuk menengok beliau. Itu pun jika kau tak keberatan. Sekalian mau ngasih untuk biaya operasi beliau. Tapi yang jadi masalah, baru saja aku dapat info bahwa biaya operasi Ibuku mahal sekali. Mana cukup uang yang aku bawa ini”, timpal Pak Andi.
“Yang bener, Di?”, tanya Pak Iman. “Berapa kau mau jual mobilmu ini”.
“Ya kau mau beli berapa?”, tanya Pak Andi.
“Hmm… gimana kalau 40 juta?” Pak Iman membuka penawaran.
“Ya kalau segitu sih belum dapat, Man. Mobil ini kan tahun muda”. Jawab Pak Andi.
Negosiasi pun terus berlanjut. Akhirnya disepakati bahwa Pak Iman membeli mobil Pak Andi seharga 70 juta. Dibayar saat itu juga. Pak Iman mengambil uangnya di Bank yang kebetulan mereka lewati.
Mobil itu sekarang resmi milik Pak Iman. Namun Pak Andi memberi syarat bahwa ia minta diizinkan dulu mengendarai mobil itu sampai di tempat dinas lalu kembali ke rumah Pak Andi, baru mobil itu diserahterimakan ke Pa Iman. Pak Iman mengizinkannya.
Pertanyaan:
1. Apakah Akad itu Sah, Bathil, atau Fasad?
2. Mohon jelaskan alasannya…
Contoh Kasus 2:
Sebuah perusahaan pengelola gedung pertemuan terkemuka memberikan penawaran seperti ini:
Diskon sewa gedung! Sewa gedung satu hari yang biasanya 10 juta, sekarang hanya 7 juta. Dengan syarat: Anda pesan catering dari perusahaan tersebut minimal 50 kotak.
Pertanyaan:
1. Jika akad di atas terjadi, apakah Akad itu Sah, Bathil, atau Fasad?
2. Mohon jelaskan alasannya…
Contoh Kasus 3:
Pada suatu pagi, Pak Burhan melihat-lihat halaman rumahnya yang cukup luas. “Wah, rumput nya udah pada tinggi nih. Ranting pohon-pohon nya juga udah waktunya dipangkas”, gumam Pak Burhan.
Akhirnya ia memanggil tukang kebun langganannya, Mang Udin, lewat telepon. Ternyata Mang Udin lagi sakit. Tapi Mang Udin merekomendasikan seseorang bernama Mang Karmin untuk menggantikannya.
Singkat cerita, Mang Karmin datang ke rumah Pak Burhan. Langsung saja Pak Burhan menerangkan apa saja pekerjaan yang harus dilakukan oleh Mang Karmin. Lalu ia berkata, “Kerjakan dengan baik ya Mang. Kalau hasil kerjanya bagus, saya kasih upah yang besar deh”.
Mang Karmin menjawab singkat, “iya, Pak”.
Pertanyaan:
1. Apakah Akad antara Pak Burhan dengan Mang Karmin itu Sah, Bathil, atau Fasad?
2. Mohon jelaskan alasannya…
Contoh Kasus 4:
Tersebutlah sebuah dusun bernama Sukamaju. Di dusun itu, mayoritas penduduknya adalah peternak. Baik peternak kambing maupun sapi.
Dalam mengembangbiakkan hewan peliharaannya, terdapat tradisi unik yang dilakukan oleh para peternak Dusun Sukamaju, yaitu jual beli sperma hewan jantan. Tapi bukan dalam bentuk sperma yang sudah dikemas dalam botol, melainkan masih dalam tubuh hewan jantan itu.
Masih bingung dengan penjelasan di atas?
Begini prakteknya….
Ada 2 orang peternak kambing, yang bernama Pak Musa dan Pak Paijo. Pak Musa tidak memiliki kambing jantan, semua ternaknya betina. Sedangkan Pak Paijo sebaliknya, kambing jantan yang dimilikinya adalah bibit unggul.
Singkat cerita, Pak Musa membawa kambing betina yang cukup umur ke tempat nya Pa Paijo. Lalu ditaruh di kandang kambing nya Pak Paijo selama beberapa waktu, agar terjadi perkawinan dengan kambing jantannya Pak Paijo.
Setelah terjadi perkawinan, Pak Musa membayar sejuamlah uang tertentu untuk “membeli” sperma kambing jantannya Pak Paijo.
Pertanyaan:
1. Apakah Akad antara Pak Musa dengan Pak Paijo itu Sah, Bathil, atau Fasad?
2. Mohon jelaskan alasannya…
Contoh Kasus 5:
Musim kemarau tiba. Biasanya orang-orang sangat suka minum es, apalagi di tengah hari.
“Wah, ini peluang bisnis”, gumam Bu Marni dalam hati.
Bu Marni yang sehari-hari adalah ibu rumah tangga, berniat jualan es kelapa muda memanfaatkan momentum cuaca panas.
Setelah bahan dan modal tersedia, langkah selanjutnya adalah mencari tempat strategis.
Setelah keliling kesana kemari, akhirnya Bu Marni menemukan tempat yang menurutnya sangat strategis. Yaitu di pekarangan sebuah rumah yang dimiliki oleh Bu Ani.
Bu Marni pun menemui Bu Ani. Setelah berbasa-basi sebentar, tibalah pada pokok pembicaraan.
“Saya mau sewa pekarangan rumah Ibu untuk jualan Es Kelapa Muda. Gak semua sih, cuma di pojok kanan itu tuh”, kata Bu Marni sambil menunjuk sudut yang dimaksud.
“Oh silakan saja, kebetulan memang sebelah sana selalu kosong. Bu Marni mau jualan berapa lama?” jawab Bu Ani.
“Ya, sampai musim hujan tiba. Berapa harga sewanya Bu?”, tanya Bu Marni.
“Wah saya kurang faham masalah gituan. Terserah Bu Marni aja deh”, jawab Bu Ani.
“Oh begitu. Ya udah, gimana kalau saya sewa 1 juta?”, tanya Bu Marni.
“Hmmmm. Ya boleh deh”, jawab Bu Ani.
Pertanyaan:
1. Apakah Akad antara Bu Marni dengan Bu Ani itu Sah, Bathil, atau Fasad?
2. Mohon jelaskan alasannya…
Contoh Kasus 6:
Pak Amir dan Bu Eli adalah suami istri. Siang itu mereka mendatangi sebuah toko elektronik, bermaksud membeli lemari es.
Setelah melihat-lihat, jatuhlah pilihan Bu Eli pada sebuah tipe lemari es yang menurutnya paling bagus.
“Berapa harga yang ini, Mas?”, tanya Bu Ani pada seorang pramuniaga.
“Oh yang ini. 3,5 juta saja Bu”, jawab sang pramuniaga.
“Wah, kok mahal banget!”, kata Bu Ani.
Setelah proses nego, akhirnya disepakati harga lemari es itu.
“Nanti barangnya kami kirim ke alamat rumah Ibu,” kata sang Pramuniaga.
“Iya, terima kasih. Eh, tapi nanti kalau pas nyampe rumah saya periksa terus ada cacat saya boleh minta ganti yang baru ya?”, tanya Bu Ani.
“Oh iya, tentu saja boleh Bu,” jawab sang Pramuniaga.
Pertanyaan:
1. Apakah Akad tersebut Sah, Bathil, atau Fasad?
2. Mohon jelaskan alasannya…
Silakan dijawab Pertanyaannya.
Cara menjawab pertanyaan
Nama:...............
Contoh Kasus 1: ....................................................(jawaban beserta alasan nya)
Contoh Kasus 2: ....................................................(jawaban beserta alasan nya)
Contoh Kasus 3: ....................................................(jawaban beserta alasan nya)
Contoh Kasus 4: ....................................................(jawaban beserta alasan nya)
Contoh Kasus 5: ....................................................(jawaban beserta alasan nya)
Contoh Kasus 6: ....................................................(jawaban beserta alasan nya)
Silakan jawaban langsung posting disini saja (tidak perlu dijapri ke saya)
Baiklah waktu sudah habis. Saya ucapkan Jazakallah Khoiron Katsiir bagi ikhwan dan akhwat yang telah bersedia menjawab.
Bagi yang jawabannya benar semua, silakan hadiah nya diambil di Ust. Hilal he..he..he..
Ini Kunci Jawabannya:
Contoh Kasus 1: Akad itu sah, karena walaupun Syarat bukan muqtadha al-‘aqd (ketentuan akad) tapi tidak menyalahi muqtadha al-’aqd dan bagi salah satu atau kedua pihak terdapat maslahat di dalamnya. Hal ini seperti kasus Jabir bin Abdullah.
Contoh Kasus 2: Akad ini Bathil. Syarat yang membatalkan akad sejak asalnya. Yaitu syarat yang berupa akad lain.
Contoh Kasus 3: Akad fasad karena kemajhulan harga / kompensasi.
Contoh Kasus 4: Akad batil karena larangan atas rukun akad.
Contoh Kasus 5: Akad fasad karena ketidakjelasan waktu.
Contoh Kasus 6: Akad sah. Karena itu merupakan Syarat yang diharuskan oleh akad, mis. Syarat jaminan terhadap cacat, syarat penyerahan upah, dsb
Dengan demikian berakhirlah kajian Ekonomi Islam edisi ke 3 ini.
Mari kita tutup dengan Hamdalah dan Do'a Kifarat Majelis....
Mohon maaf atas segala khilaf.
Wassalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Kang Ferdi
(Twitter: @KangFerdiansyah)
SESI TANYA JAWAB
Tanya:
Assalamualaikum ustadz maksud dari akad fasad apa ya?
Jawab:
Akad Fasad adalah akad yang masih bisa diperbaiki. Berbeda dengan Akad Bathil yang tidak bisa diperbaiki. Cara memperbaiki Akad Fasad adalah dengan menghilangkan penyebab kefasadannya tersebut.
ADS HERE !!!